Bahan Berita

Ragam Berita Tanah Air Indonesia terpopuler, terbaru dan yang sedang terjadi

Showing posts with label Banjir. Show all posts
Showing posts with label Banjir. Show all posts

Friday, February 1, 2013

Bikin Ahok Ngamuk, Kepala Rusun Marunda Dicopot

Bahan Berita - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menjelaskan alasan pencopotan Kusnindar, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelola Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Wilayah I Dinas Perumahan DKI Jakarta.

Hal itu dikatakan Basuki alias Ahok, usai rapat di Balai Agung, Kompleks Balai Kota, Jakarta, Rabu (30/1/2013). "Mempermainkan kami, dengan cara membuat orang tidak suka tinggal di rumah susun," ujarnya.

Ahok mengatakan, Kepala UPT menginformasikan bahwa semua blok yang ada di lantai 1 Rusunawa Marunda sudah penuh. Namun ketika Ahok menyambangi lokasi, dia hanya menemukan sebelas nama.

"Sedangkan banyak ibu-ibu yang laporan ke saya bayi-bayi yang tinggal di lantai 5 mau pindah ke bawah dibilang penuh. Tapi kan orang sana bisa tahu mana tempat yang masih kosong kan? Saya bilang jangan mempermainkan orang," kecam Ahok dengan nada meninggi.

Dengan ditemukan fakta di lapangan, mantan Bupati Belitung Timur itu mengatakan telah membahasnya dengan Gubernur DKI Joko Widodo. "Pak Gubernur sudah setuju, kita juga sudah bahas," pungkasnya.

Seperti diketahui, Rusun Marunda sebelumnya tidak diminati untuk ditempati oleh warga kurang mampu karena diduga ada oknum calo yang memperjualbelikan rusun itu. Setelah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan perhatian serius terhadap rusun tersebut, saat ini sudah mulai penuh dihuni warga dari Muara Baru, Penjaringan Utara, yaitu sekira 467 Kepala Keluarga.

Mereka menghuni sekira 500 unit dari total 26 blok yang telah disediakan.(lam)

Sumber : Okezone.com

Thursday, January 31, 2013

Bantaran Sungai Ciliwung Diminta Waspada Banjir

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta warga Jakarta yang berada di bantaran Sungai Ciliwung waspada terhadap banjir. Tinggi muka air di Katulampa, Bogor naik hingga 160 sentimeter, Kamis, 31 Januari 2013 pukul 17.00 WIB.

"Masuk dalam Siaga II," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam rilisnya sore ini. Dalam kondisi ini, Sutopo mengatakan, banjir dapat menggenangi permukiman warga Jakarta di bantaran sungai Ciliwung hilir. Namun, banjir yang terjadi tidak setinggi 15 Januari 2013 lalu. Pada pukul 18.00 WIB, tinggi muka air Katulampa sudah turun menjadi 130 cm (Siaga III).

Sutopo menyatakan, BPBD DKI Jakarta telah menyampaikan informasi ke semua Kepala SKPD di DKI Jakarta untuk mengambil langkah-langkah antisipasinya. Mereka meminta sejumlah instansi terkait siap siaga dengan mendekatkan personil, logistik dan peralatan di lokasi rawan banjir. BNPB memperkirakan Kelurahan Cililitan, Cawang, Bidara Cina, Kampung Melayu, Pejaten Timur, Rawajati, Pengadegan, Kebayoran Baru, Bukit Duri akan menerima banjir 9-12 jam kemudian atau Jumat, 1 Februari sekitar 02.00 hingga 05.00 WIB.

Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika memprediksikan hingga seminggu mendatang curah hujan di Jakarta akan meningkat dan berpeluang terjadi hujan lebat. Karena itu, masyarakat Jakarta dihimbau waspada dari ancaman banjir hingga Maret mendatang.

Data yang diterima Tempo menyebutkan sungai-sungai lain yang masih Siaga IV atau normal pada Kamis 31 Januari 2013 pukul 18.00 WIB.

Angke Hulu 90 cm (siaga IV);

Pesanggrahan 60 cm (siaga IV);

Krukut Hulu 70 cm (siaga IV);

Katulampa. 130 cm (siaga III)

Depok 120 cm (siaga IV);

Manggarai 680 cm (siaga IV);

Cipinang Hulu 75 cm (siaga IV);

Sunter Hulu 50 cm (siaga IV)

Karet 390 cm (siaga IV);

Pulogadung 360 cm (siaga IV);

Pasar Ikan 145 cm (siaga IV),

Waduk Pluit -15 cm

Sumber : Tempo.co

Jokowi bahas Banjir di DPR

Bahan Berita - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo akan membahas penanggulangan banjir bersama Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia hari ini, Kamis, 31 Januari 2013.

Seperti dilansir beritajakarta.com, Jokowi dijadwalkan rapat dengar pendapat di ruang rapat Komisi V DPR RI, Gedung Nusantara Gatot Subroto. Pertemuan ini akan membahas sinkronisasi dan koordinasi program penanggulangan banjir Jabodetabek yang dananya bersumber dari APBN dan APBD.

Sebelum ke DPR, Jokowi akan membahas elevated busway bersama Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristono, di ruang kerja gubernur pukul 08.30 WIB.


Setelah membahas elevated busway, mantan Wali Kota Solo ini akan menerima Miss Universe 2012, Miss Olivia Culpo dari Amerika Serikat bersama Pengurus Yayasan Putri Indonesia pada pukul 09.00 WIB.


Dalam jadwal resmi, kegiatan Jokowi berakhir pada pukul 14.00 WIB di ruang Tim Pertimbangan Urusan Tanah (TPUT) di Balai Kota, Jakarta Pusat, untuk rapat TPUT.

Jokowi kerap mengatakan, tahun ini Pemprov DKI Jakarta akan banyak membeli lahan.


TRI ARTINING PUTRI

Sumber: : Tempo.co

Sunday, January 27, 2013

Ini Alasan 27 Januari Jakarta Bebas Banjir Besar

Sejak banjir besar melanda beberapa wilayah Jakarta pada Kamis 16 Januari 2013 lalu, Jakarta masuk status tanggap darurat. 

Banjir di wilayah itu pun surut satu demi satu. Namun, 27 Januari 2013 Jakarta sempat diramal terancam banjir besar. Prediksinya, kondisi air laut yang sedang pasang dan curah hujan yang tinggi merata di Jabodetabek. Kenyataannya, prediksi itu tak terjadi. Apa sebabnya? (Lihat: Jakarta Waspadai Puncak Pasang Purnama 27 Januari)

Adalah program teknologi modifikasi cuaca yang mematahkan ramalan bencana banjir Jakarta tersebut. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP) menyatakan program rekayasa hujan senilai Rp 13 miliar dari posnya berlangsung selama dua bulan mulai 26 Januari-25 Maret 2013. Proyek rekayasa hujan ini bekerja sama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

"Teknologi Modifikasi Cuaca atau TMC berlangsung sampai 25 Maret," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, di Jakarta, Ahad, 27 Januari 2013.

Bagaimana modifikasi cuaca ini dilakukan? Menurut Sutopo, empat pesawat terbang yaitu satu Hercules C-130 TNI AU dan tiga pesawat CASA 212-200 dikerahkan untuk mempercepat awan menjadi hujan. Keempat pesawat tersebut terbang setiap hari dengan menjatuhkan hujan buatan sekaligus mendistribusikan hujan tersebut di luar area rawan banjir.

"Teknologi ini memungkinkan untuk menjatuhkan hujan di luar area rawan banjir, contohnya dialihkan ke laut," kata Sutopo. (Baca: Ini Syarat agar Modifikasi Hujan Jakarta Berhasil)

Teknologi itu membuat banjir teratasi dengan cara menghambat pertumbuhan awan tempat dipasang 25 titik GBG (ground based generator) yang membakar flare berisi bahan higroskopis (NaCl). 

Operasi itu juga didukung tiga radar hujan dan enam stasiun pos meteorologi. Posko Hercules berada di Lanud Halim Perdanakusuma sedangkan tiga Casa berada di lapangan terbang Pondok Cabe. (Baca: Modifikasi Hujan Jakarta Andalkan TNI) AU)

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta, Arfan Arkilie, mengatakan ini adalah salah satu bentuk usaha BNPB, Pemprov DKI Jakarta, dan BPPT untuk menghadapi perkiraan pasang tertinggi air laut yang diperkirakan akan terjadi pekan ini. (Baca: Modifikasi Hujan Jakarta Pernah Sukses di Beijing)

Sumber : Tempo.co

Tuesday, January 22, 2013

Pasca banjir besar, buaya berkeliaran di pemukiman warga

Pasca banjir besar, buaya berkeliaran di pemukiman warga

Banjir tak hanya membawa sampah, lumpur, dan pasir, hewan–hewan liar seperti buaya juga terbawa hingga hadir di sekitar pemukiman warga. Banjir yang melanda sebagian wilayah Banten membuat buaya yang ada di sungai ikut hanyut dan banyak ditemukan di pemukiman warga.

Dua hari terakhir pasca banjir, warga di sekitar Sungai Cidurian kerap melihat buaya hadir di sekitar pemukiman. Agus (36) salah satu warga Kampung Pajagan, Desa Cikande, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang mengatakan kerap melihat langsung buaya. Namun warga tak memiliki nyali untuk mengamankan, kondisi buaya yang besar dan panjang membuat warga takut dan memilih untuk menjauh.

"Setelah banjir, dua buaya sering terlihat namun warga tak berani menangkap," ujar Agus kepada wartawan, Senin (21/1).


Kondisi ini membuat warga resah terlebih belakangan informasi dari pesan singkat yang tersebar banyak mengatakan, hewan liar seperti buaya banyak berkeliaran pasca banjir. Warga memastikan buaya yang berkeliaran berasal dari penangkaran, walau tidak dalam jumlah ratusan seperti isu yang marak beredar beberapa hari ke belakang.

"Besar dan cukup panjang, karena sering terlihat membuat takut dan sangat meresahkan,” tambah Agus.

Kondisi berbeda diungkapkan Suhendar salah satu penjaga penangkaran buaya di wilayah Cikande. Suhendar mengatakan tidak ada buaya yang lepas dan hingga saat ini jumlah buaya dalam kondisi aman pasca banjir melanda.


"Pihak perusahaan sedang tidak di tempat, namun saya memastikan tidak ada buaya yang lepas, kemungkinan itu buaya rawa," ujar Suhendar.

Sumber: Merdeka.com

Monday, January 21, 2013

Ada Gas Beracun di Basement Dua Plaza UOB?

Usai menyisir korban yang terjebak banjir di basement Plaza UOB, tim evakuasi gabungan segera mengeluarkan seluruh kendaraan yang terparkir di basement. Namun baru basement tingkat satu yang bersih disisir.

Evakuasi mobil di basement Plaza UOB akan dilakukan kembali besok. Namun, tim evakuasi gabungan menemukan kendala melakukan evakuasi di basement tingkat dua.

"Besok pagi kami akan konsentrasi evakuasi mobil lagi di basement dua. Tapi sebelumnya kami harus mengeluarkan gas beracun yang ada di basement tersebut," kata salah satu tim evakuasi dari Indonesian Offroad Federation (IOF), Joko Supriana, saat ditemui di Plaza UOB, Jakarta, Senin 21 Januari 2013.

Joko mengatakan, gas beracun tersebut berasal dari percampuran antara gas nitrogen, CO2, dan gas yang berasal dari genset. Untuk itu, gas itu harus dihisap dengan mesin untuk mengeluarkan gas-gas tersebut. Proses mengeluarkan gas-gas menurutnya bisa membutuhkan waktu sekitar satu hingga dua jam.

Selain adanya gas beracun, kondisi atap basement yang rendah juga memungkinkan proses evakuasi mobil menjadi lebih sulit. Diperkirakan ada sekitar 19 mobil yang masih terparkir di basement dua tersebut.

Sebelumnya, sekitar 29 mobil di area basement tingkat satu telah dikeluarkan dengan menggunakan mobil derek. Sementara basement tingkat tiga, masih dalam proses penyedotan air guna mengurangi debit air yang masih menggenangi tempat tersebut.

"Air di basement tiga masih setinggi dua meter," kata Manajer Asisten Gedung UOB, Priskah Susilowaty.

Sumber : metro.news.viva.co.id

Jokowi Beberkan Banjir di Bundaran HI, Plaza UOB & Pluit

Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo bertemu dengan jajaran DPD RI. Ia meminta dukungan para senator menangani permasalahan banjir di DKI Jakarta. Tiga lokasi yang mengalami banjir parah dijelaskan di depan jajaran DPD RI.

"Banjir di HI akibat jebolnya tanggul di Latuharhary, tapi sudah diselesaikan.
Masalah di (Plaza) UOB, airnya baru separuh yang diselesaikan. Di Pluit karena pompa terendam tidak bisa bergerak sehingga air tidak bisa dialirkan ke laut," kata pria yang akrab disapa Jokowi di depan senator di Gedung MPR/DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (21/1/2013).

Jokowi menambahkan permasalahan tersebut juga telah disampaikan kepada Presiden SBY dan pemerintah segera menanganinya. Penanganan pun dilakukan dalam jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.

"Kami juga sudah sampaikan ke Presiden agar penanganan banjir dipercepat. Waduk di Ciawi juga di Cimanggis bisa diselesaikan. Keempat pompa semoga bisa mengurangi banjir. Sumur resapan hingga kita targetkan 20 ribuan untuk tahun ini, deep tunnel juga," ujar suami Iriana tersebut.

Sedangkan penanganan jangka pendek yang diupayakan Pemprov DKI Jakarta untuk logistik diklaim sudah memenuhi kebutuhan korban banjir. Namun jumlah toilet bergerak masih kurang memadai.

"Kami sampaikan dari sisi logistik kami lebih dari cukup. Yang menjadi masalah bagi kami adalah toilet, karena hanya memiliki 13 unit, pusat 7 unit, padahal kebutuhan 64 unit. Ini memang masih kurang, di lapangan kurang, pengungsi hampir 43.000," ujar Jokowi di depan Ketua DPD Irman Gusman.

"Kami mohon dukungan apa yang akan kita kerjakan ini bisa dipercepat," tutup Jokowi. (vid/nrl)

Sumber : news.detik.com

Sunday, January 20, 2013

Jangan Menerjang Banjir, Asuransi Kendaraan Bisa Gugur

Jakarta - Otolovers yang tengah berkendara dan berjuang melawan banjir sebaiknya jangan memaksakan diri menerjang banjir. Jika kendaraan rusak karena menerjang banjir, kita tidak bisa mengklaim ke pihak asuransi.

"Kalau banjir jangan dipaksakan karena bisa gugur, kan anda udah tahu dilarang masuk (banjir), jadi jangan menerjang. Pertama itu pengaruh ke polis asuransi, kedua tidak safety untuk mobil," begitu terang Marketing Communication & Public Relations Head PT Asuransi Astra Buana Laurentius Iwan Pranoto kepada detikOto, Kamis (17/1/2013).

Iwan menerangkan menerjang banjir sama seperti halnya kita memasuki jalanan tertutup atau terlarang. "Itu ada rambu-rambunya di polis asuransi, jadi sebaiknya kalau banjir jangan lewat situ juga," ujarnya.

Namun jika mobil yang disimpan di garasi rumah dan terendam banjir, asuransi akan memberikan ganti. "Prosedurnya sama saja, tinggal lapor, klaim, nanti disurvei," ujarnya.

Iwan pun menyarankan, pemilik kendaraan untuk segera mengecek polis asuransi mereka, apakah perlindungan terhadap bencana alam sudah termasuk dalam polis.

"Masyarakat sering menganggap kalau sudah memiliki asuransi all risk, banjir akan dicover, padahal belum tentu. Tolong polisnya dicek adanya coverage untuk itu (banjir)," ujarnya.

Perlindungan terhadap banjir biasanya merupakan perluasan asuransi. Tambahan premi yang harus dibayar biasanya mencapai 0,3 persen dari harga kendaraan.

"Itu yang seharusnya diperhatikan konsumen, ada jaminan," ujarnya.

Garda Oto sendiri, jika ada konsumennya yang terkena banjir, mereka bisa memberikan bantuan untuk mengevakuasi, namun jika konsumen tidak memiliki perluasan asuransi untuk banjir, maka mobil mereka tidak bisa diklaim.

"Karena tidak ada perluasan, jadi makanya tolong yang punya polis, jangan percaya all risk, lihat ada tidak perluasan terhadap banjir, topan badai," ujarnya.

Sumber : Oto.Detik.com

Kalangan pengusaha menyebutkan kerugian akibat banjir di Jakarta sehari bisa ratusan miliar

Banjir Kepung Jakarta
Jakarta dikuasai banjir. Dari lorong-lorong sempit hingga jalan protokol seperti Thamrin dan Sudirman. Dari kampung kumuh hingga Istana Negara. Rumah kumuh dilumat. Berlantai-lantai parkiran basement di gedung menjulang "di kuasai." Ratusan mobil mengapung di sana.
Hingga Jumat 18 Januari 2013, banjir masih menguasai sejumlah wilayah. Ketinggian air memang bervariasi. Ada yang cuma 20 sentimeter. Tapi di dataran rendah atau pinggir kali bisa menenggelamkan orang. Lebih dari dua meter. Repotnya hujan di sejumlah wilayah, Bogor dan Puncak  masih mencurah. Dan banjir masih mengancam.
Banjir ini mengancam apa saja. Bisnis dan juga nyawa. Sejumlah kawasan bisnis di Jakarta dilanda banjir. Dari kawasan industri di Pulogadung hingga gedung perkantoran di Sudirman. Jumlah kerugian besar. Meski belum dihitung jumlah persisnya, kalangan pebisnis yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), mengklaim kerugian banjir bisa mencapai ratusan miliar per hari.

Beberapa sektor yang paling terkena dampak di antaranya industri, jasa, dan ritel. "Bisa rugi ratusan miliar. Itu perkiraan satu hari ini," kata Ketua Umum Apindo, Sofjan Wanandi, kepada VIVAnews di Jakarta, Kamis 17 Januari 2013.

Sofjan menjelaskan, kalangan pengusaha tidak menyangka banjir begitu meluas di Jakarta. "Logistik terhenti, pengiriman barang terhambat, dan karyawan tidak bisa masuk kerja," katanya. Kantong perusahaan terkuras. Gaji karyawan tetap harus dibayar meski mereka tidak masuk kerja.
Belum lagi, kemungkinan klaim dari konsumen akibat pengiriman barang yang terlambat.  Akibat banjir bandang ini biaya logistik diperkirakan naik sekitar 5 persen per hari. "Memang, jika hanya sehari, tidak akan terlalu besar kenaikannya. Tapi, jika sampai beberapa hari, tentu akan lebih tinggi," kata Sofjan.

Kerugian akibat banjir itu ditanggung sendiri oleh pengusaha. Lantaran semenjak beberapa tahun belakangan, perusahaan asuransi tidak mau menanggung klaim karena banjir. Jadi yang bisa dilakukan pengusaha saat ini, lanjutnya, hanya meminimalisir kerugian itu sehingga roda perusahaan tetap bergerak.
Padahal, perekonomian, khususnya di DKI Jakarta, tengah bertumbuh hingga triwulan III-2012. Berdasarkan situs resmi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, perekonomian di ibukota pada periode itu mencapai 2,2 persen dibandingkan
triwulan II-2012.
Hampir semua sektor mengalami peningkatan produksi, kecuali pertambangan dan penggalian. Sebagian besar sektor ekonomi tumbuh di atas 1 persen, kecuali pertanian dan industri pengolahan. Sektor produksi industri manufaktur besar dan sedang  memang turun 0,85 persen pada triwulan III-2012 dibanding triwulan sebelumnya. Tetapi secara nasional sektor ini naik 2,06 persen.

Sementara itu, Indeks Tendensi Konsumen DKI Jakarta pada triwulan III-2012 mencapai 114,72. Artinya, kondisi ekonomi konsumen meningkat dibanding triwulan sebelumnya. Tingkat kepercayaan atau optimisme konsumen pada triwulan III-2012 meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Ini ditandai dengan kenaikan nilai ITK sebesar 3,24 poin. 

Pedagang pasar dan ritel merugi Momentum ekonomi DKI Jakarta yang tengah bertumbuh itu tentu akan memukul dunia usaha. Sebab, di tengah tingkat kepercayaan dan optimisme konsumen, banjir melanda Jakarta.

Secara tidak langsung, kondisi itu berpengaruh pada tingkat daya beli konsumen. Kebutuhan konsumen berpotensi meningkat akibat dampak banjir, sehingga memukul daya beli.

Dampak itu pula yang dirasakan Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia. Selain kenaikan harga, kondisi iklim yang tidak menentu telah menyulitkan usaha mereka. "Akibat banjir di mana-mana, distribusi ke pasar-pasar terganggu," kata Sekjen Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia, Ngadiran, kepada VIVAnews, di Jakarta, Jumat 18 Januari 2013.

Keterlambatan pasokan seperti sayuran bisa memicu kerusakan produk segar itu. Akibatnya, dapat berimbas pada omzet penjualan. "Jika per hari bisa memperoleh Rp700-800 ribu, kini Rp500 ribu saja sudah terengah-engah," kata Ngadiran. Apalagi banjir kali ini  meluas dan dan merendam sejumlah rumah warga, pertokoan, hingga pasar-pasar. Situasi itu diperkirakan menyulitkan warga untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, wilayah yang terendam air seluas 41 kilometer (km) persegi atau 8 persen dari seluruh wilayah DKI Jakarta. Dari jumlah itu, wilayah terberat ada di sekitar Jakarta Barat dan Jakarta Utara.

"Sekitar Penjaringan, juga sepanjang bantaran Sungai Ciliwung, tinggi bervariasi, ada yang 3 meter," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Hubungan Masyarakat BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Jumat.

Sutopo menuturkan, dengan luas itu, 910 RT, 337 RW, 74 kelurahan, dan 31 kecamatan terendam banjir. Sebanyak 97.608 kepala keluarga atau 248.846 jiwa menjadi korban bencana tersebut. "Pengungsi mencapai 18.018 jiwa hingga pukul 07.00 WIB, korban meninggal 11 orang," ujarnya.

Selain itu, sektor yang terkena dampak banjir adalah industri ritel. Air yang menggenangi Mega Mall Bekasi sejak pukul 03.00 WIB, Rabu dinihari lalu, menimbulkan kerugian cukup besar.  "Jumlah pasti kerugian masih kami hitung. Tapi, setidaknya, dalam satu hari di Mega Mall Bekasi, perputaran uang mencapai Rp20 miliar lebih," kata Direktur Operasional Mega Mall Bekasi, Gunarso Ismail, Rabu lalu.

Di Mega Mall Bekasi terdapat ribuan kios dan counter. Sementara itu, yang terkena banjir di lantai bawah ada 400 lebih tenant (kios/counter).

Pengelola Mega Mall Bekasi, menurut dia, hanya bertanggung jawab terhadap kerusakan pada bangunan mal, sedangkan untuk barang dagangan menjadi tanggung jawab pemilik kios. "Makanya sebelum perjanjian sewa, kami selalu meminta agar barang dagangan diasuransikan. Meskipun tidak ada penggantian kerugian barang, tapi nanti kami akan kasih mereka kompensasi," tutur Gunarso.

Kantor bank tak beroperasi Hujan dengan intensitas tinggi selama beberapa hari terakhir, yang memicu banjir di Jakarta dan sekitarnya itu, juga berimbas pada operasional sejumlah bank.
Tercatat, sebanyak 36 kantor cabang PT Bank Mandiri Tbk tidak beroperasi. Dari jumlah 36 cabang yang tidak beroperasi tersebut, sebanyak 19 cabang terletak di Jakarta Barat, 8 cabang di Jakarta Utara, 6 cabang di Jakarta Pusat, 2 cabang di Jakarta Selatan, dan 1 cabang di Jakarta Timur.

"Kantor cabang itu sementara dialihkan untuk memastikan tetap terpenuhinya kebutuhan pelayanan nasabah," kata Sekretaris Perusahaan, Bank Mandiri, Nixon LP Napitupulu, di Jakarta, Jumat 18 Januari 2013.

Untuk memberikan layanan kepada nasabah, Nixon menjelaskan, nasabah dapat memanfaatkan layanan e-channel atau datang ke cabang Bank Mandiri yang tidak terkena banjir. "Bagi nasabah yang membutuhkan layanan perbankan, kami harapkan untuk datang ke kantor-kantor cabang Bank Mandiri terdekat guna memanfaatkan layanan e-channel Bank Mandiri," ujarnya.

Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia Tbk memastikan operasional perbankan terhadap nasabah secara umum tidak terganggu bencana banjir yang melanda beberapa lokasi di Jabodetabek. Namun, BNI mencatat, ada 57 anjungan tunai mandiri (ATM) dan 27 outlet yang terhenti operasionalnya akibat bencana banjir.           

Sekretaris Perusahaan BNI, Tribuana Tunggadewi, mengatakan, hingga saat ini, dari total ATM BNI di Jabodetabek yang berjumlah 2.566 ATM, sebanyak 57 ATM terkena dampak banjir. Ini antara lain karena akses menuju ATM banjir, listrik di lokasi mati, dan sebagian kecil terendam.

"Sedangkan total outlet di Jabodetabek sebanyak 478 outlet, dan yang terkena dampak banjir 27 outlet," ujarnya. Kondisi ini, dia melanjutkan, karena akses masuk menuju outlet terhalang.

Sementara itu outlet yang tidak terkena dampak banjir tetap beroperasi seperti biasa. "Transaksi internet banking dan SMS banking berfungsi dengan baik," ujar Dewi di Jakarta, Jumat 18 Januari 2013.

BNI, menurut dia, telah mengantisipasi dampak banjir di Jakarta dan sekitarnya sejak November 2012, sehingga imbas terburuk akibat bencana alam dapat ditekan seminimal mungkin.

Kondisi serupa terjadi pada sekitar 50 kantor layanan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk di Jabodetabek. Sekretaris Perusahaan BRI, Muhamad Ali, mengatakan, meski sejumlah kantor mengalami gangguan, BRI tetap melayani nasabah melalui e-Banking seperti SMS banking, anjungan tunai mandiri, dan electronic data capture (EDC).

Ali menjelaskan, banjir juga telah menghentikan operasional unit kerja di RSAL Mintoharjo, Bendungan Hilir, Jakarta Selatan. Terdapat 10 unit kerja yang terganggu banjir, tapi bisa beroperasi. Sementara itu, yang berhenti sama sekali terdapat 5 kantor cabang pembantu, 3 kantor cabang, 3 kantor kas, 5 kantor unit BRI, serta 3 teras BRI.

Menurut Ali, layanan e-Banking BRI tidak mengalami gangguan. Sebab, BRI memiliki dua data centre yang dilengkapi dengan sistem yang terbaru. Keduanya beroperasi secara paralel, sehingga selalu dapat saling mendukung, dan mengantisipasi dampak bencana atau gangguan lain.

Sumber : Viva.co.id

Jet Ski Berseliweran di Perumahan Korban Banjir Pluit

Jetsky di Pluit
Jakarta - Suasana banjir di pemukiman elite Pluit nampak berbeda bila dibandingkan dengan daerah lainnya. Tak hanya perahu karet yang terlihat berseliweran di lokasi banjir, jet ski pun ikut membantu proses evakuasi banjir di lokasi tersebut.

Pantauan berita Minggu (20/1/2013), sebuat jet ski berwarna hitam nampak bersileweran tepatnya di dekat PLTU Muara Karang. Jet ski itu dari kejauhan melaju kencang diantara perahu karet dan sampan yang turut mengevakuasi korban banjir.

Selain jet ski berwarna hitam, dari kejauhan terlihat juga jet ski berwarna putih yang ikut berseliweran. Pastinya, kehadiran kendaraan mewah di daerah banjir itu menjadi perhatian warga.

Selain jet ski, kendaraan amfibi milik Marinir TNI AL juga menarik perhatian warga. Ratusan korban banjir terus berdatangan di Posko Muara Karang.

Hingga saat ini suasana banjir di Pluit, Muara Karang masih belum surut. 5 Pompa air yang dikerahkan untuk menyedot air dan membuangnya ke Kali Muara Karang belum mampu berbuat banyak.

(rvk/mad)

Sumber : news.detik.com

Saturday, January 19, 2013

Pencarian Korban di Basement UOB Dilanjutkan Pagi Hari

Proses pencarian korban banjir di basement UOB Plaza dihentikan pukul 24.00 WIB, Jumat 18 Januari 2013. Namun penyedotan air masih tetap dilakukan.

Anggota Jaring Intel Kodim Jakarta Pusat, Dheni Suncoko mengatakan tim penyelam yang melakukan evakuasi akan melakukan penyisiran kembali besok pagi di lokasi basement dua dan tiga.

"Sudah diputuskan pencarian malam ini diberhentikan dulu," ujarnya di lokasi kejadian, Sabtu 19 Januari 2013 dinihari.

Kondisi ruang bawah tanah yang sudah sangat menyulitkan membuat evakuasi korban banjir tersebut dihentikan. "Hari ini sudah tidak sanggup airnya sudah keruh di badan iritasi, gatal-gatal," tambahnya.

Dirinya berharap besok air di basement satu telah sedikit surut sehingga proses pencarian dapat dilakukan dengan baik. "Karena sudah aman tinggal nunggu air surut," tandasnya.

Tim penyedot air sampai saat ini masih melakukan aktivitas, namun ada tim penyelam yang masih melakukan monitoring jika ada perkembangan dari lokasi kejadian.(umi)

sumber : metro.news.viva.co.id

Satu Lagi Korban di Basement Gedung UOB Ditemukan

Satu lagi korban tenggelam di basement Gedung UOB di Jalan Tosari, Jakarta, ditemukan. Korban yang berjenis kelamin laki-laki ini dibawa keluar dari basement pada pukul 22.50.

Sejumlah marinir terlihat membopong sesosok tubuh yang mengenakan celana berwarna hitam yang terlihat beku ini keluar. Namun sosok ini tidak dimasukkan ke kantung jenazah, langsung dibawa masuk ke dalam ambulans.
Kepala Hubungan Masyarakat Badan SAR Nasional Gagah Prakoso menyatakan korban ini ditemukan dalam kondisi hidup. Korban langsung dibawa ke RS Mintohardjo."Atas nama Tito, engineering," kata Gagah.
Dengan penemuan ini, maka sudah dua orang ditemukan di basement gedung ini. Sebelumnya, Jumat 18 Januari 2013 pagi, satu orang berhasil mengapung selamat ke luar dari basement. Diduga, masih ada dua orang lagi di basement yang memiliki tiga tingkat ini. (umi)

sumber : metro.news.viva.co.id

Friday, January 18, 2013

Solusi Banjir Jakarta: Biopori, Sumur Resapan, atau Deep Tunnel


Banjir yang terus menggenangi Jakarta tampaknya membuat Pak Jokowi, Gubernur DKI Jakarta, kesal dan uring-uringan. Terowongan raksasa itu, di samping untuk mengatasi banjir di KL, sebagian dipakai juga untuk jalur kendaraan. 

Lantas, apakah ide-ide sederhana seperti pembuatan biopori dan sumur resapan tak bisa diimplementasikan untuk mengurangi banjir di Jakarta? Pertama, apakah pembangunan deep tunnel cocok di Jakarta yang secara geologis tanahnya lembek dan berpasir? Saya membayangkan, jika di setiap RT dan setiap tanah kosong pada jarak tertentu dibuat sumur resapan seperti itu --dengan panjang dan lebar yang disesuaikan dengan lokasi yang ada-- niscaya limpahan air hujan dapat terserap dan tidak menggenangi wilayah DKI.
Biaya pembuatan sumur resapan seperti itu juga tidak mahal. Biaya untuk satu sumur dengan lebar 3 meter dan kedalaman 4 meter sekitar Rp 4 juta. Apakah Jakarta masih kebanjiran dengan sumur resapan sebanyak itu? Biopori ini bisa dibuat di depan, samping, dan di belakang rumah. 

Mengatasi banjir di perkotaan dengan sumur resapan dan biopori mungkin sudah kurang populer dibandingkan dengan membuat deep tunnel raksasa dengan biaya gigantik. Ini mengingat tanah Jakarta dengan tekstur lumpur dan berpasir, yang mudah menyerap air. Apalagi jika warga yang membangun sumur resapan dan biopori itu mendapat insentif dari Pemda DKI.

Tidak hanya membangun ratusan ribu sumur resapan dan jutaan biopori, melainkan juga dapat membangun beberapa waduk di Depok dan Jakarta untuk menampung limpahan air hujan.

Dan, yang terpenting, pembangunan sumur resapan dan biopori --jika itu dianggarkan dalam APBD-- multiplier effect-nya terhadap perekonomian rakyat akan besar sekali. Jauh lebih besar ketimbang pembangunan deep tunnel yang menggunakan hi-tech. Dan yang untung hanya beberapa gelintir perusahaan besar.

Banjir Jakarta Bakal Tambah Beban Inflasi

JAKARTA, Banjir besar kembali melanda Jakarta, Kamis (17/1/2013), dan dikhawatirkan masih akan berlanjut. Banjir ini diperkirakan bakal ikut menambah potensi beban inflasi.

Menurut ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Lana Soelistianingsih, potensi beban inflasi terjadi karena banjir kemarin melumpuhkan sebagian besar kegiatan ekonomi, terutama di sektor perdagangan, ritel, transportasi, manufaktur, logistik, dan asuransi. "Harga bahan makanan diperkirakan menjadi andil inflasi yang terbesar," kata Lana di Jakarta, Jumat (18/1/2013).

Banjir besar sebelumnya terjadi pada Januari 2007 dengan kerugian ekonomi diperkirakan mencapai Rp 2,2 triliun. Sebelum banjir Jakarta ini, badai siklon sempat membuat jalur pelayaran terganggu. Nelayan tidak melaut dan distribusi Jawa-Sumatera terputus. 

Ada kekhawatiran, suplai bahan makanan terganggu.
Hujan lebat di Jakarta dan sekitarnya (Jawa Barat-Puncak dan Bogor) diperkirakan terjadi hingga akhir Januari ini. Meskipun demikian, menurut Lana, sektor berbasis makanan jadi dan obat-obatan akan diuntungkan dalam jangka pendek ini. Sektor berbasis perbaikan rumah, peralatan rumah tangga (elektronik), dan infrastruktur juga akan diuntungkan pasca-banjir ini. 

Sumber : Kompas.com

Mereka Berselimut Dingin di Kolong Jembatan...

Di bawah remang kolong jembatan layang Kalibata, David (34) sekeluarga berlindung dari musibah banjir yang menerjang rumahnya di RT 02 RW 07 Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan.

Bersama istri, mertua, saudara, dan ketiga anaknya, David memilih mengungsi di bawah kolong jembatan layang Kalibata. Mau tak mau hal itu dilakukan karena posko pengungsian terdekat yang berada di RT 05 sudah penuh dengan warga yang juga mengungsi. "Biar deket sama rumah. Mau di posko juga sudah penuh. Lumayan jauh juga," kata David saat ditemui di kolong jembatan layang Kalibata, Kamis (17/1/2013) kemarin.

Tiga malam sudah dilewati David beserta keluarga bermalam di bawah kolong jembatan. Sejak ketinggian air Sungai Ciliwung naik pada Selasa malam lalu, mereka terpaksa mengungsi dari bahaya banjir. Pengalaman mengungsi bukan kali pertama dirasakan pria yang sudah tinggal 10 tahun di Rawajati itu.

Belum lepas dari ingatannya, yaitu ketika harus mengungsi akibat kejadian serupa pada 2007 silam. "Udah dua kali kayak gini, tahun ini sama tahun 2007. Dulu saya ngungsi ke atas, di ruko di atas sana. Ini kali pertama di kolong sini," ujar David.

Berbeda dengan mereka yang jauh dari musibah banjir, buah hatinya yang masih kecil, Zildan (1,6), Rafi (2,6) dan Andika (6), tidur di ruang terbuka dan jauh dari nyaman. Pria kelahiran 1979 itu mengkhawatirkan kondisi kesehatan anaknya. Pasalnya, dalam musibah banjir dari pengalamannya,mereka bisa berhari-hari tinggal di pengungsian.

Meski bantuan makanan, seperti nasi dan lauk pauk, lebih dari cukup, David mengaku masih membutuhkan bantuan, seperti susu, biskuit balita, dan selimut untuk beristirahat. Selama ini, bantuan makanan yang diberikan hanya makanan hanya bagi orang dewasa. "Saya kasihan sama anak kecil saja. Kalau kami sudah biasa," ujar David.

Ia tidak tahu sampai kapan harus bertahan dengan mengungsi di bawah kolong jembatan layang Kalibata. Harapannya, musibah banjir itu segera berakhir. Namun, berdasarkan perkiraannya, hal itu baru akan berakhir dalam waktu beberapa hari ke depan. "Kalau kayak gini seminggu paling cepet, ya. Mesti bersih-bersih rumah, biasa kalau habis banjir itu banyak lumpurnya," kata David. 


sumber : Kompas.com

Thursday, January 17, 2013

Pertemuan SBY-Presiden Argentina Terhalang Banjir

Jakarta - Pertemuan bilateral Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Presiden Argentina Cristina Elisabet Fernandez De Kirchner juga tertunda selama lebih dari satu jam.
Rencananya, upacara penyambutan kenegaraan atas kedatangan Presiden De Kirchner dilakukan pukul 10.30 di Istana Merdeka, Jakarta. Namun, iring-iringan rombongan De Kirchner baru tiba di Istana Merdeka pukul 11.45.
.
Banjir mengakibatkan Istana Negara bersiap menghadapi masuknya genangan air. Juru bicara kepresidenan, Julian Aldrin Pasha, mengatakan, penundaan kedatangan De Kirchner berkaitan dengan kondisi hujan dan banjir yang melanda Jakarta, Kamis pagi. "Jadi, disesuaikan karena hujan dan banjir ini di luar perkiraan," ujar dia. Presiden SBY juga sudah memberi instruksi penanganan banjir.

Kedua pemimpin negara ini rencananya akan membahas beberapa hal dalam pertemuan bilateral di Istana Merdeka. Antara lain, upaya pengembangan kerja sama kedua negara di bidang ekonomi.
PRIHANDOKO

Gubernur DKI Jokowi Tetapkan Tanggap Darurat hingga 27 Januari


JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta akhirnya memberlakukan tanggap darurat berkaitan dengan  banjir besar yang terjadi pada hari ini .
 


“Kami nyatakan tanggap darurat untuk DKI Jakarta dan akan berlangsung sampai tanggal 27 mendatang,” Kata Joko Widodo kepada wartawan di Balai Kota Jakarta, Kamis (17/01/2013)

Menurut beliau, Tanggap darurat ini diberlakukan karena intensitas curah hujan tinggi masih akan terjadi.

Dalam masa tanggap darurat ini, Pemprov DKI Jakarta akan terus memberikan bantuan kepada warga yang tertimpa banjir. "Semua jajaran akan terus memberikan bantuan kepada warga dalam masa tanggap darurat," tuturnya.

Wednesday, January 16, 2013

Genangan Air Muncul di Sejumlah Ruas Jalan di Jakarta


Jakarta: Hujan yang mengguyur Ibu Kota sejak semalam hingga Rabu (16/1) pagi membuat sebagian besar wilayah Jakarta tergenang air. Akibat genangan itu, menimbulkan kemacetan di sejumlah jalan.

Menurut pantuan layar CCTV di TMC  Polda Metro Jaya,  genangan air terjadi di Citraland Grogol. Arus lalu lintas di kedua arah padat merayap. Genangan air juga terjadi di Kompleks Sanghrila Indah 2 Petukangan Selatan.

Selain itu, genangan air juga menghambat aru lalu lintas di Depan Rumah Sakit Mitra Kelapa Gading. Genangan air juga memperlambat arus lalu lintas di sejumlah ruas jalan Jakarta, seperti di jalan arteri Gandaria - Pondok Indah, dan Jalan HOS Cokroaminoto, Ciledug.

Banjir setinggi 50 centimeter juga menggenangi ruas jalan Meruya Selatan, Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta Barat. Di ruas jalan kawasan Pulo Gadung, Jakarta Timur, juga terdapat genangan air setinggi sekitar 30 centimeter.

TMC Polda Metro Jaya mengimbau para pengendara untuk berhati-hati karena derasnya hujan disertai angin kencang membuat jarak pandang amat pendek. Waspadai jarak pandang terbatas, banjir, pohon dan papan reklame tumbang. (DOR)

Sumber : Metrotvnews.com
44YZT6JM5FM7  

Katulampa Hujan, Banjir masih Terus Ancam Jakarta


Jakarta: Sempat surut, tinggi permukaan air di Bendungan Katulampa kembali naik pukul 11.30 WIB menyentuh angka 90 centimeter. Kenaikan itu akibat hujan deras yang turun di kawasan tersebut.

"Sekarang ada di posisi 90 cm, siaga III. Sebelumnya sempat turun di angka 70 cm. Tapi karena hujan di sana (Katulampa), tinggi air di bendung naik. Jadi ada kemungkinan banjir di Jakarta naik," ujar petugas petugas Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah ketika dihubungi Metrotvnews.com, Rabu (16/1).

Sampai siang ini, ada 50 kelurahan di Jakarta yang masih terendam banjir. Namun, tidak semua warga bersedia mengungsi ke tempat yang disediakan. Mereka lebih memilih bertahan di lantai dua rumah mereka. (Bob/OL-8)


Sumber : Metrotvnews.com

Tuesday, January 15, 2013

50 Kelurahan di Jakarta Terendam Banjir


JAKARTA --  Daerah yang terendam banjir akibat meluapnya Sungai Ciliwung dan sungai lainnya di wilayah Jakarta terus bertambah.

Hingga Selasa (15/1) pukul 20.00 Wib, data sementara terdapat 50 kelurahan terendam banjir. Sebanyak 6.101 jiwa mengungsi ke tempat pengungsian yang telah disiapkan.

Menurut Sutopo Purwo Nugroho, kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, di Jakarta Timur daerah yang terendam banjir adalah Kec Jatinegara (Kel Bidara Cina dan Kampung Melayu), Kec Kramat Jati (Kel Cawang dan Cililitan).

Di Jakarta Selatan, banjir menggenangi Kec Tebet (Kel Bukit Duri dan Kebon Baru), Kec Pancoran (Kel Rawajati), Kec Pasar Minggu (Kel Pejaten Timur dan Cilandak Timur), Kec Kebayoran Lama (Kel Pondok Pinang dan Kebayoran Lama Utara), Kec Pesanggrahan (Kel Petukangan Selatan, Bintaro, Ulujami dan Cipulir), Kec Cilandak (Kel Cilandak Barat dan Kelurahan Pondok Labu), Kec Kebayoran Baru (Kel Petogogan), Kec Jagakarsa (Kel Tanjung Barat).

Sedangkan di Jakarta Pusat banjir melanda 3 kelurahan yaitu Kel Galur, Kec Johar Baru, lalu di Kel Petamburan di Kec Tanah Abang, serta di Kel Cideng di Kec Gambir.

Sementara itu, di Jakarta Barat, banjir terjadi di Kec Kebon Jeruk (Kel Kedoya Utara, Duri Kepa dan Sukabumi Selatan), Kec Kembangan (Kel Kembangan Utara, Joglo dan Meruya), Kec Grogol Petamburan (Kel Grogol, Tomang, Tanjung Duren Selatan, Tanjung Duren Utara, Jelambar, Jelambar Baru, dan Wijaya Kusuma), Kec Cengkareng (Kel Kapuk, Cengkareng Timur, Duri Kosambi, Cengkareng Barat, Kedaung Kaliangke dan Rawa Buaya).

Di Jakarta Utara, banjir terjadi di Kec Kelapa Gading (Kel Kepala Gading Timur dan Pegangsaan Dua), Kec Tanjung Priok (Kel Tanjung Priok, Sunter Agung dan Kebon Bawang), Kec Pademangan (Kel Pademangan Barat), Kec Penjaringan (Kel Penjaringan, Pejagalan, Kamal Muara, Kapuk Muara dan Pluit).

BNPB memperkirakan luas wilayah yang terendam banjir akan bertambah karena pendataan masih terus dilakukan. Pengungsi terbanyak terdapat di Kel Durikosambi yaitu 2.645 orang, yang ditempatkan di markas karang taruna dan Terminal Bus Transjakarta. Di Kel Rawabuaya terdapat pengungsi 2.102 orang. Kelurahan lain yang terendam banjir yakni Kelurahan Bidaracina yakni 214 orang.

Hingga saat ini tercatat korban meninggal 1 orang yaitu Angga (13 thn, L) warga RT005 RW 01, Kel Tanjung Duren Utara, Kec Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Korban meninggal tenggelam akibat disapu luapan air sungai di Kali Sekretaris.

Pada pukul 20.00 Wib debit sungai Ciliwung di Manggarai terus mengalami kenaikan. Tercatat 900 cm (Siaga 2) yang dalam kisaran Siaga 2 yakni 850 – 950 cm. Sedangkan di Bendung Katulama ketinggian muka air 130 cm (Siaga 3), Depok 250 cm (Siaga 3), dan Pesanggrahan 200 cm (Siaga 3). Kondisi hujan cukup merata dengan intensitas rendah,s edang hingga tinggi di wilayah Jabodetabek.

''Terkait beredarnya sms dan bbm berantai yang berisi besok pagi pukul 04.00 Wib Jakarta akan menjadi lautan banjir di seluruh Jakarta dan Katulampa tidak dapat menampung ketinggian air, maka saya sampaikan bahwa info tersebut HOAX. Mohon jangan ikut-ikutan meneruskan sms/bbm yang meresahkan masyarakat,'' tutur Sutopo.

Penanganan darurat banjir terus dilakukan bersama-sama oleh BNPB, BPBD DKI, Tagana, SKPD, PMI, dan sebagainya. Posko darurat, dapur umum, pos kesehatan telah didirikan di beberapa tempat. (Red : Heri Ruslan)

Sumber : Republika.co.id