JAKARTA - Bencana banjir yang kerap melanda Ibu
Kota Jakarta memunculkan wacana pemindahan Ibu Kota. Tidak hanya itu,
kesemrawutan kondisi Jakarta saat ini dinilai berbagai pihak bahwa
Jakarta sudah tidak layak menjadi Ibu Kota.
Staf Khusus Presiden
Bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah, Velix Wanggai mengatakan,
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) secara terbuka dan tidak tabu
bersedia berdiskusi atas wacana perpindahan Ibu Kota negara. Menurut
Presiden, Jakarta tidak bisa lagi menampung interaksi manusia dan
lingkungannya.
"Dalam memutuskan kebijakan ini, diperlukan
langkah yang bersifat teknokratis dan langkah politik sebagai agenda
kolektif dari seluruh komponen bangsa. Hal ini sebagai langkah visioner,
terobosan, sekaligus thinking outside the box bagi masa depan Indonesia," ujar Velix dalam siaran persnya kepada Okezone, Sabtu (19/1/2013).
Atas
wacana ini lanjut Velix, Presiden SBY bahkan telah mengajukan tiga
skenario perpindahan Ibu Kota yang perlu didiskusikan oleh publik.
Skenario pertama adalah mempertahankan Jakarta sebagai Ibu Kota, pusat
pemerintahan, sekaligus kota ekonomi dan perdagangan.
"Pilihan
atas opsi ini berkonsekuensi pada pembenahan total atas soal macet,
banjir, transportasi, permukiman, dan tata ruang wilayah," tuturnya.
Kemudian skenario kedua yakni membangun Ibu Kota yang benar-benar baru. Kata Presiden lanjut Velix, sejatinya dibangun totally new capital. Sedangkan skenario ketiga, Ibu Kota tetap di Jakarta, namun memindahkan pusat pemerintahan ke lokasi lain.
"Atas
tiga skenario itu, Presiden SBY mengajak semua komponen bangsa untuk
membahas secara terbuka, matang, dan komprehensif atas wacana ini.
Karena, kebijakan perpindahan ibukota dan atau pergeseran pusat
pemerintahan harus menjangkau strategi jangka panjang bangsa,"
(put)
Sumber : news.okezone.com
0 comments:
Post a Comment