Bahan Berita - Koordinator Peduli Buruh Migran, Lily Pujiati mengungkapkan tenaga kerja Indonesia rentan menderita kanker dan HIV/AIDS saat bekerja di luar negeri. Selama setahun terakhir, banyak buruh migran yang dipulangkan menderita kanker.
Menurut Lily, ditemukan sebanyak 50-an buruh migran yang dipulangkan
paksa ke Tanah Air menderita penyakit berat tersebut. Mereka kebanyakan
bekerja di negara kawasan Timur Tengah. Penyebabnya diduga karena pola
konsumsi yang tak sehat.
"Mereka banyak mengonsumsi makanan kaleng dan menderita depresi,"
kata Lily, Selasa 19 Februari 2013. Makanan tak sehat yang banyak
dikonsumsi antara lain daging kaleng dan mie instan yang banyak
mengandung bahan pengawet. Bahan berpengawet merangsang sel kanker.
Selain itu, para buruh migran mengalami depresi karena tak bisa berkomunikasi dengan keluarga. Apalagi, buruh migran yang bekerja di sektor informal seperti pembantu rumah tangga seringkali tak bisa keluar rumah dan menikati liburan. "Kadang mereka bekerja penuh waktu mulai pagi sampai malam," katanya.
Peduli Buruh Migran mendorong pemerintah memberikan perlindungan dan
jaminan kesehatan bagi buruh migran. Dengan begitu mereka bisa bekerja
optimal tanpa dihantui biaya perawatan kesehatan dan dipulangkan karena
penyakit yang mengancan jiwa. "Tirulah Filipina, Pemerintah menangguh
seluruh biaya, semua gratis," ujarnya.
Banyak buruh migran terjangkit penyakit yang menyerang kekebalan
tubuh. Pada 2010 sebanyak 58 buruh migran dipulangkan karena menderita
HIV/AIDS. Angka itu naik menjadi 66 orang pada 2011. Atas persoalan
buruh migran di Indonesia, katanya, dijadualkan Amnesti Internasional
bakal ke Indonesia.
Mereka turun, katanya, setelah menerima laporan pelanggaran Hak
Asasi Manusia. Seperti diskriminasi berbasis gender, kekerasan fisik,
psikologis dan seksual dan pelanggaran hak asasi manusia lainnya. Mereka
mendesak pemerintah Indonesia mengambil langkah nyata melindungi buruh
migran.
Staf khusus Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dita Indah Sari menjelaskan jika kadang penyakit kanker dan HIV/AIDS bisa jadi diderita sejak di Indonesia. Itu karena seringkali pemeriksaan kesehatan saat keberangkatan tak menyeluruh, tak menjangkau kanker dan HIV/AIDS. "Bisa juga penyakit kanker disebabkan cuaca estrem di Arab," katanya.
Selain itu, juga diduga ada petugas kesehatan nakal yang tak
memeriksa atau memalsukan dokumen kesehatan. Untuk itu, ia merencanakan
untuk memperketat pengawasan pemeriksaan kesehatan.
Sumber : liputan6.com
0 comments:
Post a Comment